Nama "Mandiangin" berasal dari cerita rakyat yang mengisahkan bahwa pada masa Kesultanan Siak, Sultan melakukan perjalanan menyusuri Sungai Minas dan berhenti di suatu tempat untuk mandi. Dari atas pondok bertiang tinggi, Sultan melihat luasnya hutan sekitar yang dikenal sebagai hutan ulayat Sakai Batin Minas. Karena angin yang kencang saat itu, Sultan menyebut tempat tersebut "Mandi Angin," yang kemudian menjadi nama "Mandiangin.
Kecamatan Mandiangin resmi dibentuk pada tahun 1999 sebagai hasil pemekaran dari Kecamatan Pauh. Sebelumnya, Kecamatan Pauh mencakup area yang sangat luas dengan berbagai desa dan kelurahan. Pemekaran ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mempercepat proses pembangunan di wilayah tersebut.